- Back to Home »
- Biologi »
- Hubungan Genetika dengan Evolusi
Posted by : Syahroni Calon SP
Kamis, 26 September 2013
Genetika
sebuah ilmu tentang penurunan sifat yang diperkenalkan pertama kali oleh
Gregory Mendel membantu para para ilmuwan untuk mengidentifikasi tentang
kebenaran terjadinya evolusi.
Dalam
genetika dibahas variasi genetik sebagai salah satu faktor penyebab evolusi.
Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambaran dari adanya perbedaan
respon individu-individu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan
adaptif. Suatu populasi terdiri dari sejumlah individu. Dengan suatu
kekecualian, maka tidak ada dua individu yang serupa. Pada populasi manusia
dapat kita lihat dengan mudah adanya perbedaan-perbedaan individu semisal
dipunyainya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan kelakuan yang khusus. Dengan
demikian, populasi terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting
tetapi berbeda satu sama lain di dalam berbagai hal.
Bagaimana
hubungan evolusi diantara spesies dapat diketahui? Hubungan evolusi diantara
spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya (pembahasan dalam genetika). Jika
dua spesies memiliki pustaka gen dan protein dengan urutan monomer yang sangat
bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama. Sama halnya
jika diibaratkan sebagai dua buah paragraf dengan panjang yang sama meskipun
ada penggantian satu atau dua huruf di beberapa tempat, tentunya kita akan
mengatakan bahwa paragraf itu berasal dari satu sumber yang
sama.
Fenotipe
suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe
dan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial
pada sebuah populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner
modern mendefinisikan evolusi sebagai
perubahan dari waktu ke waktu pada variasi genetika ini. Frekuensi alel
tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum atau kurang umum relatif
terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner bekerja dengan mendorong
perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi menghilang
ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi,
yakni ketika ia menghilang dari suatu populasi ataupun ia telah menggantikan
keseluruhan alel leluhur.
Variasi
berasal dari mutasi
bahan genetika,
migrasi antar populasi (aliran gen),
dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual.
Variasi juga datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya
melalui transfer gen
horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada
tanaman. Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui
proses-proses ini, kebanyakan genom
spesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut. Namun, bahkan
perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada
fenotipenya. Misalnya, simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5%
genomnya.
Perbedaan-perbedaan diatas dapat kita
lihat dengan nyata dan dapat pula sangat samar-samar. Dengan demikian, jika
terjadi suatu seleksi yang menentang beberapa varian dan seleksi
menguntungkan untuk varian lain didalam suatu populasi, maka komposisi
kesehatan dari populasi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu, sebab sifat
dari populasi itu ditentukan oleh induvidu didalamnya. Secara umum
variasi genetik dapat dibedakan menjadi 5 penyebab (agensia evolutif), yakni
mutasi rekombinasi gen, genetic drift, gen flow dan seleksi alam.
Credit : Afifah/UIN-SGD/Bandung/Agro-Tech/I/B
Diberdayakan oleh Blogger.
My Profile
- Syahroni Calon SP
- Orang Sunda Aseli,Punya Hobi Nonton Film,Dengerin Musik.Musik yang paling sering di puter ber-genre Pop dan Rock. Mulai suka anime sejak nonton Doraemon. DLL. :D
Followers
Labels
- ANIME (1)
- Berita (1)
- Berita Gadget/Teknologi (5)
- Biologi (2)
- Bola (3)
- Catatan-ku (1)
- FILM (1)
- FOOD (2)
- Fun (1)
- INFO (1)
- KESEHATAN (1)
- MANUTD (3)
- OTOMOTIF (1)
- Sepak Bola Nasional (2)
- TEKNO (1)
- Teknologi Militer (1)
- Travel (1)